Berita Kedelai Indonesia

    Inovasi Agroindustri Kedelai Lokal Untuk Usaha Kecil Menengah?
    files/2025/05/17/kedelai-indonesia-3.jpg

    Inovasi Agroindustri Kedelai Lokal Untuk Usaha Kecil Menengah?

    Kedelai merupakan tanaman palawija yang menjadi sumber utama protein nabati dan minyak  nabati dunia. Kedelai berperan penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena kaya akan protein dan terjangkau harganya. Di Indonesia kedelai memiliki arti penting dalam peningkatan ketahanan pangan.  Kebutuhan kedelai dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, granola, maupun produk olahan lain.  

    Dalam setiap 100 gram kedelai mengandung protein sebesar 35 – 45%, lemak 18 – 32%, dan karbohidrat 12 – 30%.  Diversifikasi pengolahan kedelai beragam, seperti tahu, tempe, keripik, tauco, kecap, maupun jenis olahan lainnya sebagai salah satu sumber pangan yang tinggi protin. Konsumsi kedelai sebagai bahan baku pangan, dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya isu anti oksidan, khususnya kandungan isoflavonnya. Kandungan gizi pada kedelai sebagai sumber bahan pangan tinggi protein. Kedelai diminati masyarakat luas di dunia dikarenakan dalam biji kedelai terkandung gizi protein nabati yang tinggi.

    Di samping itu kadar asam amino kedelai termasuk paling lengkap. Tiap 1 gram asam amino kedelai mengandung 340 mgr Isoleusin, 480 mgr Leusin, 400 mgr Lisin, 310 mgr Fenilalanin, 200 mgr Tirosin, 80 mgr Metionin, 110 mgr Sistin, 250 mgr Treonin, 90 mgr Triptofan, dan 330 mgr Valin. Kedelai berguna untuk mencukupi kebutuhan gizi tubuh 

    Perkembangan  Kedelai lokal di tanah air

     Di Indonesia rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahun lebih kurang 2.3 juta ton, sedangkan produksi kedelai nasional baru mencapai 870.068 ton atau setara dengan 37.85 %dari kebutuhan. Kekurangan tersebutdipenuhi melalui impor kedelai dari beberapa negara di luar Indonesia. Kebutuhan import kedelai Indonesia saat ini berada di peringkat no 2 tertinggi dunia selain komoditi jagung di tanah air.
    Harga beli di pasaran yang murah dan dibawah nilai harga pokok produksi (HPP) dari petani memicu munculnya keengganan petani Indonesia dalam melakukan budidaya kedelai. Hal ini dapat terlihat dari penurunan kapasitas dan produktifitas kedelai lokal dari tahun ke tahun.Tahun 1990 Indonesia memiliki lahan kedelai seluas 1.334 ha dan pada tahun 2005 merosot tajam sebanyak 46,55% dan menjadi 621 ribu ha (DEPTAN). Dampak lain yang dimunculkan dari ini semua adalah minimnya ketersediaan kebutuhan kedelai lokal sehingga memberikan peluang kepada negara luar untuk mengekspor kedelai ke Indonesia.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (25/9/2015), periode Januari hingga Agustus 2015 tercatat impor kedelai mencapai 1.525.748 ton dengan nilai US$ 719.807.624.  Kualitas kedelai lokal yang lebih baik dari kedelai import dan juga bersifat non modifikasi genetik (Non GMO/Genetic Modified Organism) merupakan nilai tambah yang dapat mendukung gerakan pemerintah dalam peningkatan gizi nasional. Ketergantungan akan kedelai impor selama ini yang bersifat GMO dan dapat berdampak pada kesehatan di masa depan membuat masyarakat Indonesia mengabaikan kedelai lokal. Hal ini ditunjukkan dari psikologi harga beli masyarakat yang masih rendah di kedelai lokal. Industri dan pelaku usaha pengolahan kedelai pun lebih memilih kedelai import dengan pertimbangan kemudahan ketersediaan stok sepanjang tahun membuat kedelai lokal semakin sulit berkompetisi dengan kedelai impor.

    Faktor-Faktor pengembangan Agroindustri Kedelai Lokal mencakup penekanan yang penting terhadap 
    -    Sistem Penujang Agroindustri bagi UKM

    •  Bahan Baku
    • Mesin Peralatan
    • Sumberdaya Manusia
    • Tata Letak
    • Sanitasi dan Limbah Industri
    • Teknologi Informasi
    • Pemasaran Produk

    -    Inovasi  Agroindustri Kedelai 

    • Tempe Sehat Non GMO
    • Susu Kedelai dan Yogurt Kedelai  


    PELUANG INOVASI  USAHA  BAGI UKM

    -    Peluang Usaha Inovasi Agroindustri Kedelai
    -    Analisis Kelayakan Finansial
    -    Fixed Cost (FC) / Biaya Tetap
    -    Variable Cost (VC) / Biaya Berpengaruh
    -    Biaya Pemeliharaan Mesin, Bangunan
    -    Perhitungan BEP (Break Even Point) 
    -    Harga Jual Produk (Estimasi)  (P) 
    -    Break Even Point (Titik Impas)  Produk (X) 


    KENDALA USAHA AGROINDUSTRI BAGI UKM

    -    Kendala Yang Dihadapi Dalam UKM
    -    Bahan Baku Kedelai Lokal
    -    Lalu bagaimana solusinya? 
    -    Di mana kita bisa mencari suppliernya? 
    -    Bakteri Starter
    -    Inkubator
    -    Distribusi
    -    Pemasaran


    Login Anggota